Tag Archives: industri massal

Meng-Industrikan Karya Anak Negeri, Bukan Proses Instan

26 Mar

Faiz Syauqy (09321062)

 

Belum lama ini, kepulangan Mobil Esemka disambut dengan sangat antusias oleh warga Solo, kendati mobil tersebut dinyatakan tidak lolos dalam uji emisi di Jakarta. Kebanggaan jelas nampak pada setiap warga yang berjajar di jalan raya. Apresiasi terhadap Mobil Esmeka pun meluas hingga level nasional, terbukti, mobil yang masih butuh banyak pembenahan khususnya di sektor mesin tersebut sudah dipesan hingga ratusan unit oleh beberapa kalangan masyarakat, khususnya kantor-kantor dinas berbagai daerah.

 

Antusias masyarakat Indonesia terhadap mobil ini sangat besar. Berita tentang mobil ini pun menjadi berita utama di berbagai media massa. Impian masyarakat untuk mengendarai mobil buatan Indonesia seakan terjawab dengan adanya Mobil Esemka ini. Bukan tanpa alasan, bentuk dan tampilan mobil ini sudah tergolong bagus, gagah, nan elegan sehingga masyarakat pun tertarik untuk memilikinya kelak ketika mobil Esemka diproduksi secara massal.

Tapi ternyata tidak secepat itu, masih butuh proses panjang agar mobil ini bias dikendarai oleh masyarakat Indonesia. Tidak se-instan itu untuk membuat mobil yang layak jual dan layak pakai. Butuh riset dan pengembangan yang matang olehpakar yang ada di Indonesia terkait faktor keselamatan, keramahan lingkunan atau emisi, dan masih banyak hal lain. Tidak cukup dari siswa atau lulusan SMK saja, akan tetapi perlu juga melibatkan orang yang sudah ahli di bidang mesin dan mekanika.

Bukan semata sikap pesimistis akan kemampuan siswa SMK, tapi lebih ke sikap logis dalam menanggapi fenomena ini. Tidak lolosnya Mobil Esemka dalam uji emisi merupakan bukti nyata bahwa karya anak siswa SMK itu masih jauh untuk menuju ruang lingkup Industri. Mobil Esemka masih dalam taraf hasil karya dari penerapan materi yang didapatkan siswa SMK di ruang kelas.

Sebenarnya  Indonesia tidak kekurangan pakar dibidang mesin. Hanya saja mereka lebih memilih untuk bekerja di perusahaan luar negri karena di Indonesia sendiri mereka merasa tidak cukup. baik dari segi apresiasi pemerintah terkait ketersediaan lapangan pekerjaan  atau dari segi ekonomi.

Anak-anak negeri yang sempat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalu ikarya-karya ilmiah pun hanya mendapatkan ucapan selamat dari Presiden. Namun setelah itu semuanya berlalu begitu saja. Tidak ada upaya dari pemerintah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh mereka, baik dengan memberikan fasilitas laborat untuk mengembangkan riset dan karya ilmiah mereka. Sehingga ketika sudah matang, mereka telah siap untuk mengembangkan industri-industri  di Indonesia.

Tidak bisa dipungkiri, campurtangan pemerintah menjadi hal terpenting. Seyogyanya, pemerintah memfasilitasi secara penuh dalam riset dan pengembangan karya ilmiah dalam negeri sehingga proses tersebut akan berlanjut dalam ruanglingkup industri. Tidak cukup hanya sebuah apresiasi. Perlu tindakan nyata dari Pemerintah dari awal, bukan hanya ucapan selamat ketika sekelompok siswa SMK mampu membuat sebuah karya ilmiah.

Kita tengok kembali tentang produk dalam negri kita yang pernah ada sebelumnya, seperti sepeda motor pabrikan lokal yang pernah diproduksi masal namun kini sudah tidak kelihatan lagi wujudnya. Itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa tidak semudah itu dalam membuat sebuah produksi berbasis dalam negri. Banyak aspek yang harus dipelajari dan dikaji secara serius, terkait kesiapan prasarana, bahan baku, maupun teknisi ahli yang akan menjadi supervisor dari anak-anak SMK.

Memangbutuh proses yang memakan waktu dan tentu saja persiapan yang matang untuk meng-industrikan produk atau karya anak negri. Agaknya, masyarakat Indonesia masih harus menunggu cukup lama untuk mengendarai mobil atau kendaraan yang murni produksi dalam negeri. Masyarakat harus menunda rasa bangga mereka karena mobil karya anak negeri yang akhir-akhir ini di elu-elukan masih harus melewati proses panjang untuk mencapai kelayakan baik kelayakan pakai maupun kelayakan jual. Kita harus menunggu keseriusan pemerintah untuk mendukung secara penuh karya ilmiah anak bangsa. Dukungan berupa ketersediaan sarana dan prasarana produksi, pengadaan bahan baku, dan faktor pendukung lainnya untuk masuk ke ruang lingkup industrial.